Jumat, 23 Oktober 2015

5 Alasan yang Bisa Kamu Gunakan Kalau Kamu Telat Ngumpulin Tugas

5 Alasan yang Bisa Kamu Gunakan Kalau Kamu Telat Ngumpulin Tugas

Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh juga. Peribahasa yang sangat kondang itu sungguhlah dalam artinya. Meskipun kamu adalah seseorang yang perfeksionis, ambisius serta berbudi pekerti dan juga luhur, ada kalanya kamu mengalami situasi-situasi di mana kamu terpaksa (maupun tidak terlalu terpaksa) telat mengumpulkan tugas dari waktu yang sudah ditentukan oleh dosen atau bos kamu.
Sayangnya, dosen, bos atau pun bang mandor seringkali nggak begitu bisa berempati pada peribahasa tupai-melompat-jatuh itu. Kamu pun lantas bisa kena masalah kalau kamu telat ngumpulin tugas. Jangan sedih. Besok-besok kalau kamu telat ngumpulin tugas lagi, kamu bisa pakai alasan-alasan ini:

Internet/Printer/Listrik/dll Mati

Jadi, kamu sebenernya udah kepengen ngerjain tugas, tapi hal maha penting yang harus kamu gunakan untuk ngerjain tugas itu tiba-tiba modar. Mati. Isdet. Supaya lebih meyakinkan, kamu juga bisa bikin skenario yang menegaskan kesialan kamu. Semacam… internet di rumah kamu mati, terus kamu udah niat ngerjain tugas di warnet, eh pas kamu datengin warnet langganan kamu ternyata warnetnya korslet, komputernya meledak dan seisi warnet jadi kebakaran. Kamu pun terpanggil untuk membantu memadamkan api sambil menunggu pemadam kebakaran datang. Dengan bersimbah peluh kamu berjibaku menyelamatkan para korban yang masih terperangkan di dalam warnet. Para korban selamat. Kamu adalah seorang pahlawan. Dosen, atau bos kamu pun jadi trenyuh dan membolehkan kamu telat ngumpulin tugas. Kamu menang.

Kamu Dijambret

Nah, untuk yang satu ini nih sebenernya tugas kamu udah selesai, tinggal dikumpulin aja. Eh tapi tiba-tiba sebelum sempet dikumpulin, tiba-tiba kamu kena jambret! Tas kamu yang berisikan tugas yang sudah diprint tersebut raib seada-adanya. Kalau mau lebih malang lagi kamu juga bisa bilang kalau tugas kamu ada di laptop, dan laptop kamu hilang dicuri orang.  Semua orang pun menjadi kasihan pada kamu dan kamu dimaafkan meski telat ngumpulin tugas. Fyuhhh…

Kamu Ada Urusan Keluarga

Kalau kamu mau menggunakan alasan ini, pastikan ‘urusan keluarga’-nya sangatlah maha penting dan gak bisa diganggu gugat. Tapi kalau bisa jangan terlalu mengada-ada juga. Misalnya, agak berbahaya kalau kamu bilang alasan kamu telat ngerjain tugas adalah kamu sedang di tengah-tengah proses perceraian, padahal bos/dosen kamu tahu kalau kamu udah lima tahun terakhir ini nggak pernah punya pacar. Eh, nggak juga deng. Bisa aja dosen/bos kamu malah justru memberikan kamu pandangan iba kalau kamu menggunakan alasan itu. Kamu akan dianggap delusional karena jomblo menahun, dan kamu pun diberi keringanan untuk telat mengumpulkan tugas. Yess!

Kamu Sakit

Ini alasan yang lumayan umum namun sangatlah ampuh! Tapi kamu harus jeli mencari jenis-jenis sakit yang bisa menyerang dengan mendadak dan juga sembuh dengan nyaris tanpa bekas ketika kamu harus berhadapan dengan bos/dosen kamu itu. Jenis-jenis penyakit yang bisa kamu gunakan sebagai alasan antara lain adalah asma, diare, migren, maag akut, atau vertigo. Tapi hati-hati juga sih kalau sakit dipake jadi alasan, ntar kalau kena tulah trus sakit beneran kan males juga.

Konspirasi Zionis

“Tapi MBDC, semua alasan di atas sudah pernah dan sering kugunakan! Aku butuh alasan lain yang sungguh ‘megang’ dan sakti mandraguna!”
Yak! Saatnya kamu menggunakan alasan pamungkas yang sangat masuk akal untuk digunakan dalam situasi-situasi yang menuntut kamu untuk ngeles. Apa lagi kalau bukan konspirasi zionis! Bilang aja kamu terpaksa telat karena ada sebuah konspirasi besar yang menghalang-halangi kamu mengumpulkan tugas tersebut. Pada dasarnya alasan ‘konspirasi zionis’ ini sangatlah logis dan mampu diterima akal sehat oleh siapa pun. Kalau cuma dijadiin alasan ngeles karena telat ngerjain tugas aja mah sepele, orang dijadiin alasan ngeles dari dakwaan korupsi aja bisa kok. Jadi ingat, ini semua adalah konspirasi zionis!
Punya alasan-alasan ampuh lain yang biasa kamu gunakan kalau kamu telat ngumpulin tugas? Pernah sukses make alasan ‘konspirasi zionis’? Ceritain di comment ya!

Selasa, 20 Oktober 2015

Lagu Inspiratif untuk para perempuan .......ladies just keep being you !


Lagu ini dipopulerkan oleh penyanyi cantik Colbie Caillat, makna dari lagu ini cukup menarik perhatian perempuan-perempuan yang mendengarkannya . Karena selain video lagu-lagu ini di modeli oleh perempuan-perempuan dari berbagai kalangan, lirik dari lagu ini juga sangat dekat dengan dunia perempuan. So, let's watch !

5 DAFTAR LAGU EASY LISTENING !!! Part. Lagu Indonesia

Berikut adalah daftar lagu-lagu easy listening yang menurut saya cozy dan recommended banget ! ok check this out !
1. Selamat Datang By The Finnest Tree
Duo Band bersaudara ini di anggotai oleh Cakka NUraga dan kakaknya sendiri Elang Nuraga , single nya ini menurut saya cukup easy listening dan cozy untuk bersantai apalagi dalam keadaan macet !



2. Lapang Dada By S07
3. Jatuh Hati By Raisa
4. siapkah kau untuk jatuh cinta lagi By HIVI!
5.  Muhasabh Cinta By Edcoustic
Ini memang lagu areligi tapi selain ini esay listen ademm juga buat jiwa heheh









Kamis, 15 Oktober 2015

Jenis-jenis letak tempat duduk siswa dikelas



TUGAS PAPER
JENIS-JENIS TATA LETAK TEMPAT DUDUK SISWA DISEKOLAH
Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Pendidikan Profesi Guru


http://www.stkipkusumanegara.ac.id/download/logo_warna.jpg
















Disusun oleh :
Gina Agnia
20148100262


STKIP KUSUMA NEGARA JAKARTA TIMUR
2015




TATA LETAK MEJA DAN BANGKU DALAM PROSES BELAJAR DI KELAS

Kursi dan meja siswa dan guru perlu ditata sedemikian rupa sehingga dapat menunjang kegiatan belajar-mengajar yang mengaktifkan siswa, yakni memungkinkan hal-hal sebagai berikut:
1.Aksesibilitas: siswa mudah menjangkau alat atau sumber belajar yang tersedia.
2.Mobilitas: siswa dan guru mudah bergerak dari satu bagian ke bagian lain dalam kelas.
3.Interaksi: memudahkan terjadi interaksi antara guru dan siswa maupun antar siswa.
4.Variasi kerja siswa: memungkinkan siswa bekerjasama secara perorangan, berpasangan, atau kelompok.
Lingkungan fisik dalam ruang kelas dapat mejadikan belajar aktif. Tidak ada satupun bentuk ruang kelas yang ideal, namun ada beberapa pilihan yang dapat diambil sebagai variasi. Dekorasi interior kelas harus dirancang yang meungkinkan anak belajar aktif, yakni yang menyenangkan dan menantang.
Formasi kelas berikut ini tidak dimaksudkan untuk menjadi susunan yang permanen. Jika mubeler (meja atau kursi) yang ada di ruang kelas dapat dengan mudah dipindah-pindah, maka sangat mungkin menggunakan beberapa formasi ini sesuai dengan yang diinginkan
1.Formasi Huruf U
Formasi ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Para peserta didik dapat melihat guru dan/atau melihat media visual dengan mudah dan mereka dapat saling berhadapan langsung satu dengan yang lain. Susunan ini ideal untuk membagi bahan pelajaran kepada peserta didik secara cepat karena guru dapat masuk ke huruf U dan berjalan ke berbagai arah dengan seperangkat materi.

2. Formasi Corak tim
Mengelompokkan meja-meja setengah lingkaran atau oblong di ruang kelas agar memungkinkan anda untuk melakukan interaksi tim. Anda dapat meletakkan kursi-kursi mengelilingi meja-meja untuk susunan yang paling akrab. Jika anda melakukan, beberapa peserta didik harus memutar kursi mereka melingkar menghadap ke depan ruang kelas untuk melihat anda, papan tulis atau layar.

3. Meja Konferensi
Ini terbaik jika meja relatif persegi panjang. Susunan ini mengurangi pentingnya pengajar dan menambahkan pentingnya peserta didik. Susunan ini dapat membentuk perasaan formal jika pengajar ada pada ujung meja.

4. Lingkaran
Para peserta didik hanya duduk pada sebuah lingkaran tanpa meja atau kursi untuk interaksi berhadap-hadapan secara langsung. Sebuah lingkaran ideal untuk diskusi kelompok penuh. Sediakan ruangan yang cukup, sehingga anda dapat menyuruh peserta didik menyusun kursi-kursi mereka secara cepat dalam berbagai susunan kelompok kecil.

5. Kelompok Untuk Kelompok
Susunan ini memungkinkan anda melakukan diskusi fishbowl (mangkok ikan) atau untuk menyusun permainan peran, berdebat atau observasi aktifitas kelompok. Susunan yang paling khusus terdiri dari dua konsentrasi lingkaran kursi. Atau anda dapat meletakkan meja pertemuan di tengah-tengah, dikelilingi oleh kursi-kursi pada sisi luar.

6. Workstation
Susunan ini tepat untuk lingkungan tipe laboratorium, aktif dimana setiap peserta didik duduk pada tempat untuk mengerjakan tugas (seperti mengoperasikan komputer, mesin, melakukan kerja laborat) tepat setelah didemonstrasikan. Tempat berhadapan mendorong patner belajar untuk menempatkan dua peserta didik pada tempat yang sama

7. Breakout Groupings
Jika kelas anda cukup besar atau jika ruangan memungkinkan, letakkan meja-meja dan kursi dimana kelompok kecil dapat melakukan aktifitas belajar didasarkan pada tim. Tempatkan susunan pecahan-pecahan kelompok saling berjauhan sehingga tim-tim itu tidak saling mengganggu. Tetapi hindarkan penempatan ruangan kelompok-kelompok kecil terlalu jauh dari ruang kelas sehingga hubungan diantara mereka sulit dijaga.
8. Susunan Chevroun
Sebuah susunan ruang kelas tradisional tidak melakukan belajar aktif. Jika terdapat banyak peserta didik (tiga puluh atau lebih) dan hanya tersedia meja oblong, barangkali perlu menyusun peserta didik dalam bentuk ruang kelas. Susunan V mengurangi jarak antara para peserta didik, pandangan lebih baik dan lebih memungkinkan untuk melihat peserta didik lain dari pada baris lurus. Dalam susunan ini, tempat paling bagus ada pada pusat tanpa jalan tengah.

9. Kelas Tradisional
Jika tidak ada cara untuk membuat lingkaran dari baris lurus yang berupa meja dan kursi, cobalah mengelompokkan kursi-kursi dalam pasangan-pasangan untuk memungkinkan penggunaan teman belajar. Cobalah membuat nomor genap dari baris-baris dan ruangan yang cukup diantara mereka sehingga pasangan-pasangan peserta didik pada baris-baris nomor ganjil dapat memutar jursi-kursi mereka melingkar dan membuat persegi panjang dengan pasangan tempat duduk persis di belakang mereka pada baris berikutnya.

10.Auditorium
Meskipun auditorium menyediakan lingkungan yang sangat terbatas untuk belajar aktif, namun masih ada harapan. Jika tempat duduk-tempat duduk itu dapat dengan mudah dipindah-pindah, tempatkanmereka dalam sebuah arc (bagian lingkaran) untuk membentuk hubungan lebih erat dan visibilitas peserta didik.Jika tempat-tempat duduk itu cocok, suruhlah peserta didik agar duduk sedekat mungkin ke pusat. Berlaku asertif terhadap bentuk ini; sekalipun dianggap barisan lepas dari sisi audotorium. Ingatlah : tidak masalah seberapa besar auditorium dan seberapa banyak audien, anda masih dapat memasangkan mereka dan menggunakan aktifitas-aktifitas belajar aktif yang melibatkan pasangan-pasangan.

Lagu inspirasi untuk kita yang menanti

Lagu ini dinyanyikan oleh edcoustic ft. inteam. Cocok untuk anda yang sedang menimbang-menimbang kapan waktu terbaik untuk meresmkan hubungan! check it out!

Senin, 12 Oktober 2015

Resep Jamur Pedas Manis Simple

    Sate Jamur Pedas Manis

    Bahan-bahan

    350 gram Jamur Tiram (Oyster Mushroom, Hiratake)
    7 butir Bawang Merah
    4 siung Bawang Putih
    1 sendok teh Garam
    10 buah Cabai (Cabe) Rawit Hijau
    secukupnya Kecap Manis
    2 sendok makan Margarin
    secukupnya Minyak Goreng
    secukupnya Arang

    Langkah

    1. Siapkan bahan-bahan
  1. - Haluskan bawang merah, bawang putih dan garam.
    - Panaskan minyak goreng lalu tumis bumbu yang sudah dihaluskan hingga harum. Tuang 4 senduk makan kecap manis, aduk aduk sebentar.
    - Masukkan jamur tiram, aduk-aduk. masak hingga air yang keluar dari jamur mengering. Dinginkan
  2. Membuat saus olesan :
    - Haluskan cabe.
    - Panaskan margarin, lalu tumis cabe yang sudah dihaluskan.
    - Masukkan kecap manis, aduk-aduk sebentar laul matikan api.
    -
  3. - Tusuk jamur yang sudah dingin hingga habis.
    - Olesi dengan bahan olesan.
    - Bakar di atas bara arang hingga agak kering ( tapi jangan sampai gosong).
  4. Sate Jamur siap di sajikan :)

Video photograph by Ed Sheeran



Photograph by Ed Sheeran

Photograph Lyrics

from X
Song Audio
"Photograph" is track #7 on the album X. It was written by Sheeran, Ed / Mcdaid, Johnny.

(No other information is available for this lyric - would you like to add something today?)
show more
Loving can hurt, loving can hurt sometimes
But it's the only thing that I know
When it gets hard, you know it can get hard sometimes
It is the only thing that makes us feel alive
We keep this love in a photograph
We made these memories for ourselves
Where our eyes are never closing
Hearts are never broken
And time's forever frozen still
So you can keep me
Inside the pocket of your ripped jeans
Holding me closer 'til our eyes meet
You won't ever be alone, wait for me to come home
Loving can heal, loving can mend your soul
And it's the only thing that I know, know
I swear it will get easier,
Remember that with every piece of you
Hm, and it's the only thing we take with us when we die
Hm, we keep this love in this photograph
We made these memories for ourselves
Where our eyes are never closing
Hearts were never broken
And time's forever frozen still
So you can keep me
Inside the pocket of your ripped jeans
Holding me closer 'til our eyes meet
You won't ever be alone
And if you hurt me
That's okay baby, only words bleed
Inside these pages you just hold me
And I won't ever let you go
Wait for me to come home
Wait for me to come home
Wait for me to come home
Wait for me to come home
You can fit me
Inside the necklace you got when you were sixteen
Next to your heartbeat where I should be
Keep it deep within your soul
And if you hurt me
Well, that's okay baby, only words bleed
Inside these pages you just hold me
And I won't ever let you go
When I'm away, I will remember how you kissed me
Under the lamppost back on Sixth street
Hearing you whisper through the phone,
"Wait for me to come home."
Songwriters
SHEERAN, ED / MCDAID, JOHNNY

SINOPSIS DEATH NOTE ! EPISODE 1 S/D AKHIR!

SINOPSIS DEATH NOTE http://lemarisinopsis.blogspot.co.id/2015/07/sinopsis-death-note-episode-1-terakhir.html SILAHKAN CEK LINK DIATAS, SELAMAT MEMBACA !

Minggu, 11 Oktober 2015

gambar do'a belajar





Awali aktifitas belajar kita dengan do'a, supaya ilmu yang kita dapatkan dari belajar lebih barokah dan bermanfaat. Selamat belajar!

The Art of Exspository Paraghraph



Principles and Practice


The task of every expository paragraph is to prove one aspect of the thesis or to provide background or explanatory information that makes it possible for another paragraph to prove one part of the thesis.

The topic sentence is to the expository paragraph what the thesis statement is to the paper. Most paragraphs offer a topic sentence; no paragraphs offer more than one topic sentence. That topic sentence must be clearly related to the thesis, and everything in the paragraph must support and/or explain that topic sentence. Most readers expect to find the topic sentence early in the paragraph, but there is no rule stating that the topic sentence must appear first in the paragraph.

Please be sure that your paragraphs reveal their relationships to the previous paragraphs.


From Gordon Allport's Religion and Skepticism:
____
No subject within the psychology of religion has been more extensively studied than conversion.
____
Various facts are fairly well established.
____
One is that the average age for conversion, like that for the rejection of parental systems of belief, is sixteen, although there is evidence that in recent years the trend is toward an earlier age.
____
One suspects that the impact of movies and radio has sharpened the emotional susceptibilities of children, so that the blandishments of evangelists, if responded to at all, are effective at an earlier age than formerly.
____
We also know that the frequency of conversion experiences varies with cultural conditions.
____
Children in rural areas and in families holding a stern theology are more susceptible than are city children, especially those associated with churches that practice confirmation.
____
Finally, the frequency of abrupt conversions is certainly less today than it was fifty years ago.
____
In the time of our grandparents it was not uncommon for whole families to attend revival camp-meetings and to return home with the adolescents formally converted. (qtd. in Robins, 110-11)









































 

 

Sample Sequences


The Coordinate Paragraph:
1. My apartment is disorderly around midterms because I am stressed.
2. Books are stacked up on tables, on top of cabinets, and even on the floor—wherever I last read them or set them before bedtime at 2 a.m.
2. Also, the kitchen table generally has notebook paper, pens, clips, and used staples spread across it, leftovers from the papers I've been writing or the notes I've been recopying to meet last-minute deadlines or to study for tests.
2. My bed remains unmade each morning as I dash out of the house barely in time to make it to class after only a few hours sleep.
2. The kitchen sink is half full of dishes when I wake up because by the time I get to bed I'm too sleepy to wash them.
2. Worst of all, the trash is lined up in three or four bags next to the kitchen door because it can't be my priority. (Robbins 114)

The Subordinate Paragraph:
1. Preschool teachers across the nation are concerned about the surge of pretend "violent" behavior they are witnessing on playgrounds as a result of the newest Power Ranger blitz.
2. Three-year-olds don't seem to recognize that they can hurt each other by performing Power Ranger kicks and hits.
3. Injuries occur more frequently than they have over previous superhero stunts, partly because unlike Superman and Batman, these are animated superheroes who are also "regular teenagers" (actors) during part of the show.
4. What appeals to the children most is this ability to "transform" into figures who can do only what animated heroes do.
5. The resulting confusion between reality and fantasy when children think they can be animated characters is dangerous because real children cry and bleed. (Robbins 114)

The Combination Paragraph:
1. Both Lincoln Steffens and Alan Simpson, in their articles on education, believe that to be educated in the true sense of the word means to be actively skeptical and intellectually aggressive.
2. Steffens states that "everything in the world remains to be done or done over," that "everything is still in the air waiting to be researched and rewritten."
3. He implies that no real student just sits back and absorbs what he or she is taught.
4. The application of what he or she is learning is important, and the student should recognize that this learning can be demonstrated only by upgrading something he or she learns about.
2. In agreement with this view, Simpson talks about looking deeper, past the "sham."
3. One should be able, according to Simpson—and Steffens would agree—to listen and detect a false argument, to assess its inaccuracy.
4. According to Simpson, taking notes from a lecturer and accepting tradition is a sham, but to argue with the lecturer or to challenge the tradition is a sign of education.
5. This assertion can be compared to Steffens' demand that the educated revise the intellectual world.
6. The key word for both writers seems to be "action." (Robbins 115-16)