PENEMU DARI
INDONESIA
|
DJUANDA SURAATMADJA
Penemu Beton
Polimer yang Ramah Lingkungan
Beton dalam pengertian umum adalah campuran bahan
bangunan berupa pasir dan kerikil atau koral kemudian diikat semen
bercampur air. Tetapi, tanpa menggunakan semen Prof Ir H Djuanda
Suraatmadja melakukan penelitiannya sampai akhirnya terciptalah bahan bangunan
baru yang disebut beton polimer hasil berbagai uji coba lapangan sekaligus implementasi
hasil temuannya.
Ide dasar penelitian beton polimer pada awalnya
berdasarkan pemikiran ingin mencari beton yang dalam hal-hal tertentu
memiliki sifat lebih baik dari beton semen. Ternyata dari literatur
diketahui, polimer memiliki sifat seperti semen.
Polimer adalah suatu zat kimia yang terdiri dari
molekul-molekul yang besar dengan karbon dan hidrogen sebagai molekul
utamanya. Bahan polimer berasal dari limbah plastik yang didaur
ulang, kemudian dicampur dengan bahan kimia lainnya.
Penggunaan bahan tersebut sekaligus bertujuan memanfaatkan limbah plastik,
di samping mencari alternatif pengganti semen
Berkat ketekunan dan kegigihannya, penelitiannya yang
dilakukan sejak tahun 1975 dengan berbagai uji coba di Laboratorium
Struktur dan Bahan serta laboratorium lainnya di ITB dan LIPI akhirnya
membuahkan hasil. Hasil penemuan tersebut sekaligus menarik perhatian
ilmuwan dan para industriawan mengingat beberapa keistimewaan dan sekaligus
kelebihan beton polimer dibanding beton semen.
Tahun 2000, Prof Ir H Djuanda Suraatmadja menerima
penghargaan Anugerah Kalyanakretya pada Hari Kebangkitan Teknologi Nasional
V yang dicanangkan Presiden Abdurrahman Wahid di Bandung.
BETON polimer memiliki sifat kedap air, tidak
terpengaruh sinar ultra violet, tahan terhadap larutan agresif seperti
bahan kimia serta kelebihan lainnya. Yang lebih istimewa lagi, beton
polimer bisa mengeras di dalam air sehingga bisa digunakan untuk
memperbaiki bangunan-bangunan di dalam air.
Satu-satunya kelemahan yang hingga kini belum teratasi
adalah harga beton polimer masih belum bisa lebih rendah dibanding beton
semen, kecuali untuk daerah Irian Jaya, di mana harga semen sangat mahal.
Karena itu, beton polimer selama ini lebih banyak digunakan untuk
rehabilitasi bangunan yang rusak.
Perbaikan kubah clinker storage PT Semen Padang yang
retak antara 0,01 sampai 5 mm akibat tertimpa crane dilakukan dengan
menginjeksi bahan polimer JDB-01 Grout. Bahan serupa diberikan untuk
perbaikan rotary kiln PT Tonasa IV yang retak pada pondasinya. Sementara
perbaikan prilling tower PT Multi Nitrotama Kimia di lingkungan pabrik
natrium nitrat di Dawuan, Cikampek, yang rusak akibat agresi bahan kimia
tersebut, dilakukan dengan bahan polimer JDB-05 Coat.
JDB-01 Grout dan JDB-05 Coat merupakan dua dari enam
jenis bahan polimer hasil penelitiannya yang sudah dipatenkan dengan judul
Beton Polimer untuk Perbaikan Struktur Beton dengan nomor paten P-981069.
Empat jenis bahan polimer lainnya yang sudah dipatenkan adalah JDB-02 Seal,
JDB-03 Bond, JDB-04 Prepack dan JDB-06 Shot. JDB merupakan singkatan dari
penemunya, Djuanda dibantu dua mahasiswa yang menjadi rekannya dalam
penelitian, Dicky dan Budi. Masing-masing jenis polimer tersebut memiliki
sifat dan kegunaan berbeda. JDB-01 Grout, misalnya, merupakan bahan untuk
pekerjaan grouting (pelapisan untuk menutupi celah). Sedangkan JDB-02 Seal
merupakan bahan pelapis/penutup retakan pada pekerjaan grouting.
Untuk merekatkan dua permukaan digunakan polimer JDB-3
Bond yang memiliki daya adesi tinggi. Sedangkan untuk beton prepack
digunakan JDB-04 Prepack. Sedangkan JDB-05 Coat digunakan untuk pelapis
dinding, lantai dan permukaan struktur bangunan lainnya dari gesekan atau
agresi. Polimer JDB-06 Shot merupakan bahan untuk pekerjaan shotcrete.
Keenam jenis polimer tersebut, selama ini masih
diproduksi secara terbatas dan hanya berdasarkan pesanan. Walaupun ia mengakui
tidak memiliki modal, tetapi ia belum bersedia menjual hak patennya. Dalam
kesibukannya sebagai Rektor Itenas dan Dekan Fakultas Teknik Universitas
Siliwangi (Unsil) di Tasikmalaya, ia masih menyisihkan waktunya untuk
melakukan penelitian.
Lahir dari keluarga guru di Bandung, 3 Januari 1936,
setamat dari Fakultas Teknik Sipil ITB (1960) Djuanda menjadi pegawai
Pekerjaan Umum Jabar. Setelah enam bulan, ia kembali ke kampusnya karena
kecewa. "Gambar-gambar yang saya buat tidak pernah direalisir,"
ujarnya.
Anak kedua dari 12 bersaudara itu akhirnya memutuskan
mengikuti jejak orangtuanya. Ayahnya, Otong Suraatmadja, adalah mantan
Direktur SMA I Bandung, dan ibunya, Ny Kamidah Atmadidjaja, pernah menjadi
guru Sekolah Kepandaian Puteri (SKP) di Sumedang. Kariernya di ITB diawali
sejak tahun 1960 sebagai asisten ahli. Ia pernah menjabat sebagai Dekan
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (1977-1981) dan Kepala Program S2
STJR-ITB (1982-1992). Ayah tiga anak dari perkawinannya dengan Ny Hj Anny
Sumarni M Ranusadjati itu banyak melakukan penelitian, di samping tidak
kurang dari 24 karya tulis dengan delapan di antaranya disampaikan di luar
negeri serta 16 karya teknologi yang sebagian besar merupakan konstruksi
beton. Tahun 1971 dan tahun 1982 ia mengikuti pendidikan di The University
of New South Wales, Australia, dan University California, Amerika Serikat,
setelah sebelumnya di Purdue University selama dua tahun.
Selama itu ia juga banyak melakukan penelitian.
Karya-karya penelitiannya yang umumnya telah diseminasikan dalam bentuk
Standar Nasional yang dapat berguna bagi masyarakat luas. Yaitu dalam
bentuk Peraturan Dinas Nomor 10 tentang Jalan Rel Indonesia, SNI Uji Tarik
Langsung Material Beton pada tahun 1997, dan SNI Tata Cara Pemakaian Beton
Polimer untuk Perbaikan dan Penguatan Struktur Beton pada tahun 1998.
Karya lainnya yang sekaligus merupakan penemuannya
yang terbaru adalah pemanfaatan cooper tailling yang merupakan limbah PT
Freeport di Irian Jaya yang selama ini terbuang percuma, bahkan menjadi
masalah lingkungan.
Cooper tailling berbentuk seperti pasir namun kurang
baik jika digunakan sebagai bahan konstruksi beton semen. Sebaliknya bahan
tersebut cukup baik untuk campuran beton polimer sehingga bisa menciptakan
peluang wirausaha baru dalam produksi dan aplikasi beton polimer. Namun,
ahli beton itu menyayangkan kerja sama ITB dengan PT Freeport terhambat
karena situasi keamanan di wilayah tersebut.
BERIKUT ADALAH SIKAP ILMIAH YANG DITERAPKAN Prof Ir H DJUANDAN SURAATMAJA : 1. KURIOSITAS Beliau tidak membatasi diri dan masih terus berinovasi dengan temuan-temuannya.Terus mencari bagian terbaik yang dicarinya. 2.OPTIMIS Walaupun beberapa kali mengalami penolakan atas pemikiran-pemikirannya beliau tidak patah arang untuk melanjutkan penelitan. 3.KREATIF Beliau berinovasi dari hal-hal yang sudah umum lebih baik dengan penemuan-penemuannya. 4. TERBUKA Temuan-temuanya bisa dinikmati oleh khalayak banyak dan juga dimanfaaatkan oleh khalayak banyak. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Kunjungannya ^_^